Membuat Karyawan semangat keja tidak lah mudah, karna kita harus memahami bagimana cara pembinaan-nya, apalagi bagi seorang bawahan yang di tuntut untuk membina rekan-rekanya sendiri, berikut saya berbagi sedikit cara yang bisa anda terapkan:
Apakah karyawan Anda telah bekerja maksimal buat perusahaan? Apakah mereka percaya bahwa apa yang mereka kerjakan sangat penting artinya baik buat diri mereka sendiri mauipun perusahaan? Apakah mereka menunjukkan hasil yang memuaskan dan terus mencintai pekerjaan mereka?
Jika ternyata jawaban atas semuanya adalah tidak, itu pertanda bahaya. Bagaimanapun, Anda sebagai pemimpin harus bisa mengurus karyawan secara layak. Karena jika tidak, tinggal tunggu waktu saja Anda akan mengalami kerugian, dan kesulitan melakukan penghematan biaya. Dengan kata lain, Anda hanya bisa meraih keuntungan optimal jika Anda bisa menjaga keterlibatan karyawan secara utuh.
Sadarilah bahwa karyawan bukan sekadar pekerja, melainkan manusia seperti Anda. Jadi Anda harus membuat prioritas untuk mengenal mereka sehingga mereka dapat memberikan apa pun yang diperlukan untuk terlibat secara penuh dalam apapun yang mereka lakukan. Dengan kondisi tersebut, tentu akan melahirkan kemenangan bagi semua orang.
Dengan terus menjaga ini dalam pikiran, berikut 9 cara manajemen yang dianjurkan oleh JoAnna Brandi untuk menciptakan dan menjaga keterlibatan karyawan. Sekadar catatan, JoAnna Brandi merupakan Pengajar ilmu bisnis, penulis beberapa buku yang salah satunya adalah Winning at Customer Retention: 101 Ways to Keep em Happy, Keep em Loyal, and Keep em Coming Back, serta penerbit Customer Care Coach –sebuah program training berbasis internet untuk manager yang berkomitmen untuk menjaga keterlibatan karyawan.
1. Buang segala opini negatif yang mungkin Anda miliki tentang karyawan Anda. Lakukan pendekatan kepada masing-masing sebagai sumber pengetahuan yang unik dengan sesuatu yang berharga untuk disumbangkan ke perusahaan Anda. Ingat bahwa Anda secara bersama-sama mengejar pencapaian visi dengan mereka.
2. Pastikan karyawan Anda memiliki segala yang mereka butuhkan untuk menuntaskan pekerjaan mereka. Anda tentu masih ingat ketika Anda memulai tahun ajaran baru di sekolah dan Anda mempersiapkan diri dengan mendapatkan semua perlengkapan sekolah yang baru? Mengapa tidak membangun budaya seperti itu dalam departemen Anda hanya dengan meminta setiap anggota staf, "Apakah Anda memiliki segala yang dibutuhkan untuk bisa bekerja seefektif mungkin? Ingat, kebutuhan pelanggan di sebuah pasar yang bisa berubah setiap saat, begitu juga dengan kebutuhan karyawan Anda.
3. Komunikasikan secara jelas apa yang Anda harapkan dari karyawan, apa nilai-nilai perusahaan dan visi, dan bagaimana perusahaan mendefinisikan kesuksesan. Karyawan tidak mungkin bisa bekerja dengan baiik ataupun menjadi produktif jika mereka tidak mengerti betul apa yang mereka lakukan dan dibagian mana peran mereka dalam keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Pastikan Anda mengomunikasikan harapan-harapan Anda tersebut, dan lakukan sesering mungkin.
4. Kenali karyawan Anda, terutama tujuan mereka, stres mereka, apa yang menggairahkan mereka dan bagaimana mereka mendefinisikan kesuksesan. Saya tidak menyarankan Anda mengorek terlalu dalam atau menasihati staf Anda. Yang diperlukan adalah anda menunjukkan minat pada kesejahteraan mereka dan bahwa, bila perlu, Anda melakukan apa yang diperlukan untuk memungkinkan mereka untuk merasa lebih puas dan lebih seimbang.
5. Pastikan mereka terlatih - dan dilatih ulang - dalam pemecahan masalah dan keterampilan resolusi konflik. Keterampilan ini penting untuk membantu mereka berinteraksi lebih baik dengan Anda, rekan kerja, pelanggan dan pemasok. Sudah bisa dipastikan bahwa komunikasi yang lebih baik akan mengurangi stres dan meningkatkan hasil yang positif.
6. Teruslah bertanya bagaimana pandangan Anak buah Anda tentang diri Anda. Memang, tidak mudah bagi manajer untuk mengharapkan umpan balik karyawan, dan bisa sama-sama jika tidak lebih menantang bagi karyawan untuk memberikan orang yang mengevaluasi mereka sebuah jawaban yang jujur. Untuk membangun keterampilan ini dan menjadi contoh untuk karyawan Anda, mulailah berdialog dengan karyawan menggunakan pembuka percakapan seperti, "sebagai manager, terus melakukan perbaikan adalah salah satu tujuan saya. Kira-kira, adakah sesuatu yang perlu dirubah dari diri saya? apa yang perlu saya lakukan untuk membuat pekerjaan Anda lebih mudah? Yang terpenting dari semua itu adalah, Anda harus bisa menerima respon apapun secara tenang sambil menunjukkan apresiasi.
7. Perhatikan cerita-cerita dan ritual di perusahaan. Apakah orang-orang saling menertawakan satu sama lain atau tertawa bersama-sama? Apakah mereka selalu mengulang kisah sukses atau kisah memalukan? Hindari diskusi yang sifatnya merusak orang atau organisasi, dan hidupkan selalu kisah kesuksesan.
8. Hargai dan kenali karyawan dengan cara yang bermakna bagi mereka. Ini adalah alasan lain mengapa mengenali karyawan Anda menjadi sangat penting. Ingatlah untuk merayakan baik prestasi dan pekerjaan untuk memberikan dorongan bagi karyawan yang bekerja untuk tujuan jangka panjang.
9. Konsisten selamanya. Jika hari ini Anda sedemikian kencang mengumandangkan keterlibatan karyawan, tapi besoknya kendor lagi, usaha Anda akan menjadi bumerang. Bagaimanapun, orang akan kelelahan dan putus asa bahwa insisiatif yang melibatkan gariah mereka tetapi gagal ketika memipil bisnis malah bosan dengan hal tersebut. terdapat hubungan erat antara komitmen karywan dengan inisiatif dan komitmen pemimpinnya untuk mendukungnya. Komitmen berkelanjutan dari pemilik perusahaan untuk menjaga keterlibatan manusia, bergabung di dalamnya dan bersemangat dengan pekerjaan yang mereka lakukan dan tantangan yang mereka hadapi, harus menjadi prioritas setiap hari.
Pada akhirnya, Anda harus selalu ingat bahwa karyawan adalah aset terbesar perusahaan. Ide kolektif mereka, umpan balik dan antusias mereka terhadap apa yang mereka lakukan dapat membantu bisnis Anda tumbuh . Beberapa orang secara alami terikat untuk memberikan yang terbaik di mana pun mereka bekerja. Namun mayoritas orang membutuhkan bimbingan manajer yang terampil yang menyambut ide-ide mereka, meminta umpan balik dan menciptakan antusiasme untuk berfokus rasa tujuan dan kekuatan terhadap apa yang mereka lakukan.
Tag :
Pembinaan