Sifat
Biologi Udang Vanname
Udang vanname
(Litopnaeus vannamei) merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko,
amerika tengah dan amerika selatan. Udang vannamei memiliki nama umum pacific
white shrimp, camaron blanco, dan longostino. Udang vanamei dapat tumbuh sampai
230 mm/9 inchi. Udang vanamei menyukai dasar yang berpasir dengan kedalaman
sekitar 72 m dari permukaan laut. Spesies ini memiliki karapas yang bening
sehingga warna pada ovary dapat terlihat.
Penggolongan udang
vanname menurut Dore dan Frimodt 1987 diacu dalam Muzaki 2004) adalah :
Filum : Anthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas :
Eumalacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopnaeus
vannamei
Bagian tubuh udang
vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan
perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena,
mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5
pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang
maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki
renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas
bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat
hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama jenis (kanibal),
tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan
lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3
stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva
berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa (Haliman 2005 diacu
dalam Pranoto 2007). Udang vanamei juga mempunyai nama F.A.O yaitu whiteleg
shrimp, crevette pattes blanches, dan camaron patiblanco.
Udang vanamei dapat
tumbuh sampai 230 mm/9 inchi (Dore dan Frimodt 1987 diacu dalam Muzaki 2004).
Udang vanamei menyukai dasar yang berpasir dengan kedalaman sekitar 72 m dari
permukaan laut (Dore dan Frimodt 1987 diacu dalam Muzaki 2004). Pada betina
gonad pertama berukuran kecil, berwarna coklat keemasan atau coklat kehijauan
pada musim pemijahan Penaeus vannamei, biasa juga disebut sebagai udang putih
dan masuk ke dalam famili Penaidae. Anggota famili ini menetaskan telurnya di
luar tubuh setelah telur dikeluarkan oleh udang betina. Udang Penaeid dapat
dibedakan dengan jenis lainnya dari bentuk dan jumlah gigi pada rostrumnya.
Penaeid vannamei memiliki 2 gigi pada tepi rostrum bagian ventral dan 8-9 gigi
pada tepi rostrum bagian dorsal (Anonim , 2007). Penaeus vannamei memiliki
karakteristik kultur yang unggul. Berat udang ini dapat bertambah lebih dari 3
gram tiap minggu dalam kultur dengan densitas tinggi (100 udang/m2). Berat
udang dewasa dapat mencapai 20 gram dan diatas berat tersebut, Penaeus vannamei
tumbuh dengan lambat yaitu sekitar 1 gram/ minggu. Udang betina tumbuh lebih
cepat daripada udang jantan (Wyban et al., 1991).
Penaeus vannamei
memiliki toleransi salinitas yang lebar, yaitu dari 2 – 40 ppt, tapi akan
tumbuh cepat pada salinitas yang lebih rendah, saat lingkungan dan darah
isoosmotik. Rasa udang dapat dipengaruhi oleh tingkat asam amino bebas yang
tinggi dalam ototnya sehingga menghasilkan rasa lebih manis. Selama proses
post-panen, hanya air dengan salinitas tinggi yang dipakai untuk mempertahankan
rasa manis alami udang tersebut. Temperatur juga memiliki pengaruh yang besar
pada pertumbuhan udang.
Penaeus vannamei akan
mati jika tepapar pada air dengan suhu dibawah 15oC atau diatas 33oC selama 24
jam atau lebih. Stres subletal dapat terjadi pada 15-22 oC dan 30-33oC.
Temperatur yang cocok bagi pertumbuhan Penaeus vannamei adalah 23-30oC.
Pengaruh temperatur pada pertumbuhan Penaeus vannamei adalah pada spesifitas
tahap dan ukuran. Udang muda dapat tumbuh dengan baik dalam air dengan
temperatur hangat, tapi semakin besar udang tersebut, maka temperatur optimum
air akan menurun (Wyban et al., 1991).
Udang biasa kawin di
daerah lepas pantai yang dangkal. Proses kawin udang meliputi pemindahan
spermatophore dari udang jantan ke udang betina. Peneluran bertempat pada
daerah lepas pantai yang lebih dalam. Telur-telur dikeluarkan dan difertilisasi
secara eksternal di dalam air. Seekor udang betina mampu menghasilkan setengah
sampai satu juta telur setiap bertelur. Dalam waktu 13-14 jam, telur kecil
tersebut berkembang menjadi larva berukuran mikroskopik yang disebut nauplii/
nauplius (Januri, 2008). Tahap nauplii tersebut memakan kuning telur yang
tersimpan dalam tubuhnya lalu mengalami metamorfosis menjadi zoea. Tahap kedua
ini memakan alga dan setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis.
Mysis mulai terlihat seperti udang kecil dan memakan alga dan zooplankton.
Setelah 3 sampai 4 hari, mysis mengalami metamorfosis menjadi postlarva. Tahap
postlarva adalah tahap saat udang sudah mulai memiliki karakteristik udang
dewasa. Keseluruhan proses dari tahap nauplii sampai postlarva membutuhkan
waktu sekitar 12 hari. Di habitat alaminya, postlarva akan migrasi menuju
estuarin yang kaya nutrisi dan bersalinitas rendah. Mereka tumbuh di sana dan
akan kembali ke laut terbuka saat dewasa. Udang dewasa adalah hewan bentik yang
hidup di dasar laut (Anonim , 2008).
Siklus kidup udang
vaname
Udang yang dijadikan
sebagai induk (broodstock) sebaiknya bersifat SPF (Specific Pathogen Free).
Udang tersebut dapat dibeli dari jasa penyedia udang induk yang memiliki
sertifikat SPF. Keunggulan udang tersebut adalah resistensinya terhadap
beberapa penyakit yang biasa menyerang udang, seperti white spot, dan
lain-lain. Udang tersebut didapat dari sejumlah besar famili dengan seleksi
dari tiap generasi menggunakan kombinasi seleksi famili, seleksi massa (WFS)
dan seleksi yang dibantu marker. Induk udang tersebut adalah keturunan dari
kelompok famili yang diseleksi dan memiliki sifat pertumbuhan yang cepat,
resisten terhadap TSV dan kesintasan hidup di kolam tinggi. Karakteristik induk
udang baik yang lain adalah udang jantan dan betina memiliki karakteristik
reproduksi yang sangat bagus. Spermatophore jantan berkembang baik dan berwarna
putih mutiara. Udang betina matang secara seksual dan menunjukkan perkembangan
ovarium yang alami. Berat udang jantan dan betina sekitar 40 gram dan berumur
12 bulan.
Sistem reproduksi
Penaeus vannamei betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, lubang genital,
dan thelycum. Oogonia diproduksi secara mitosis dari epitelium germinal selama
kehidupan reproduktif dari udang betina. Organ reproduksi utama dari udang
jantan adalah testes, vasa derefensia, petasma, dan apendiks maskulina. Sperma
udang memiliki nukleus yang tidak terkondensasi dan bersifat nonmotil karena
tidak memiliki flagela. Selama perjalanan melalui vas deferens, sperma yang
berdiferensiasi dikumpulkan dalam cairan fluid dan melingkupinya dalam sebuah
chitinous spermatophore (Wyban et al., 1991).
Proses kawin alami
pada kebanyakan udang biasanya terjadi pada waktu malam hari.Tetapi, udang
Penaeus vannamei paling aktif kawin pada saat matahari tenggelam. Spesies
Penaeus vannamei memiliki tipe thelycum tertutup sehingga udang tersebut kawin
saat udang betina pada tahap intermolt atau setelah maturasi ovarium selesai,
dan udang akan bertelur dalam satu atau dua jam setelah kawin (Wyban et al.,
2005). Peneluran terjadi saat udang betina mengeluarkan telurnya yang sudah
matang. Proses tersebut berlangsung kurang lebih selama dua menit. Penaeus
vannamei biasa bertelur di malam hari atau beberapa jam setelah kawin. Udang betina
tersebut harus dikondisikan sendirian agar perilaku kawin alami muncul (Wyban
et al., 1991).
Dalam usaha
pemeliharaan larva udang vanname, perlu adanya pengetahuan tentang sifat udang
vanname, menurut Haliman, (2003), beberapa tingkah laku udang vanname yang
perlu kita ketahui antara lain :
a. Aktif pada kondisi
gelap (sifat noktunal)
b. Dapat hidup pada
kisaran salinitas lebar (euryhaline)
c. Suka memangsa
sesama jenis (sifat kanibal)
d. Tipe pemakan
lambat, tapi terus-menerus (continuo feeder)
e. Menyukai hidup di
dasar (bentik)
f. Mencari makanan
lewat organ sensor (chemoreceptor)
Ranking: 5
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar