Kali ini sya akan berbagi Sistem Pencernaan udang,untuk menambah wawasan anda
Makanan Crustacea
berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut
terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan
anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau
hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan
selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar
hijau yang terletak di dalam kepala.
Di dalam satu siklus
budidaya, pada saat tertentu udang dapat mengalami penurunan kondisi dan
kualitas yang disebabkan oleh faktor alam (perubahan cuaca, lingkungan) maupun
faktor yang berasal dari dalam tubuh udang itu sendiri (proses moulting). Pada
kondisi seperti ini gejala yang biasanya muncul adalah penurunan nafsu makan
udang atau pada kondisi yang lebih parah udang telah terinfeksi jenis penyakit
tertentu. Terjadinya penurunan nafsu makan bagi udang merupakan indikasi yang
perlu dicermati, karena bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan masalah
yang serius bagi udang. Penurunan nafsu makan tersebut akan membuat organ
pencernaan udang dalam keadaan kosong dan selanjutnya dapat mengakibatkan
penyusutan hepatopancreas sehingga udang pada kondisi yang lemah dan dapat
menyebabkan udang mudah terkena masalah. Hepathopanchreas dapat diidentikkan
dengan lambung udang. Organ ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan
terletak di bagian kepala dan pada kondisi normal berbentuk segitiga serta
berwarna kecoklatan. Melalui pengamatan visual dari hepathopanchreas dapat
diidentifikasi kondisi dan kualitas udang yang terkait dengan nafsu makannya.
Pada kasus-kasus tertentu organ ini dapat pula untuk mengidentifikasi tingkat
keparahan suatu permasalahan yang menjangkiti udang;
Kondisi normal
hepatopanchreas udang diilustrasikan pada gambar di bawah.
2.3. Kebutuhan Nutrisi
(Protein, Lemak, Karbohidrat, Vitamin, dan Mineral) pada udang Vanname dan
Kebutuhan nutrient studi larva, Benih, Masa reproduksi, dan Induk
Dalam meningkatkan
produksi pada usaha budidaya udang Vannamei untuk memenuhi syarat gizi
diperlukan pakan buatan, yang dimaksud pakan buatan ialah pakan yang diramu
dari berbagai macam bahan. Pakan harus mengandung nutrisi yang lengkap dan
seimbang bagi kebutuhan ikan atau udang. Karena nutrisi merupakan salah satu
aspek yang sangat penting, jika makanan yang diberikan pada ikan mempunyai
nilai nutrisi yang cukup tinggi, maka tidak saja memberikan kehidupan pada ikan
tetapi juga akan mempercepat pertumbuhan. Seperti halnya hewan lainnya, udang
juga memerlukan nutrien tertentu dalam jumlah tertentu pula untuk pertumbuhan,
pemeliharaan tubuh dan pertahanan diri terhadap penyakit. Nutrien ini meliputi
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
a. Protein
Kebutuhan udang akan
protein akan lebih besar dibandingkan dengan organisme lainnya. Fungsi protein
di dalam tubuh udang antara lain untuk :Pemeliharaan jaringan,
Pembentukan jaringan,
mengganti jaringan yang rusak, pertumbuhan. Umumnya protein yang dibutuhkan
oleh udang dalam prosentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan
lainnya. Protein merupakan nutrien yang paling berperan dalam menentukan laju
pertumbuhan udang. Kebutuhan udang akan protein berbeda-beda untuk setiap
stadia hidupnya, pada stadis larva kebutuhan protein lebih tinggi dibandingkan
setelah dewasa. Hal ini disebakan pada stadia larva pertumbuha udang lebih
pesat dibanding yang dewasa. Disamping itu sumber protein yang didapatkan oleh udang
juga berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan dari udang dimana pada
stadia larva mereka cenderung bersifat karnivora. Makanan yang baik bagi udang
Vanname adalah yang mengandung protein paling bagus minimal 30% serta
kestabilan pakan dalam air minimal bertahan selama 3-4 jam setelah ditebar.
(Tacon, A. 1987).
Sintesis protein
meningkat secara intensif selama proses pematangan gonad dan tentu saja hal ini
membutuhkan protein dalam jumlah dan kualitas yang cukup. Meskipun studi
tentang kebutuhan protein untuk induk udang masih kurang, disarankan bahwa
profil asam amino pakan hidup dapat menyediakan profil asam amino yang
mendekati kebutuhan induk itu sendiri. Beberapa studi menunjukkan bahwa ada
peningkatan kandungan protein ovarium yang dikaitkan dengan perkembangan telur
dan pemijahan. Kandungan protein pakan untuk induk berkisar dari 50% hingga
beberapa % lebih rendah dari pakan.
b.Lemak
Lemak merupakan
komponen nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangan ovarium, terutama
asam lemak tidak jenuh tinggi (n-3 HUFA) dan fosfolipid. Konsentrasi lemak
dalam pakan komersial untuk induk udang berkisar 10% dan ini 3% lebih tinggi
dari pakan komersial untuk jenis grower. Total kandungan lemak dalam pakan
dilaporkan tidak begitu penting berpengaruh, namun diyakini bahwa pakan yang
kaya akan kandungan n-3 HUFA (asam eicosapentanoat=EPA dan asam
docosaheksanoat=DHA) ditemukan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan
ovarium, fekunditas, dan kualitas telur. Kandungan asam arachidonat (20:4n-6)
ditemukan tinggi dalam ovarium udang dan melimpah dalam cacing darah
(polychaete), kerang dan simping. Asam lemak n-6 HUFAs ini sebagai prekursor
hormon prostaglandin dan memainkan perananpenting dalam proses reproduksi dan
vitellogenesis.Namun pada kenyataannya banyak dijumpai bahwa pakan komersial
yang diformulasikan khusus untuk induk udang masih nampak defisiensi asam
arachidonat dan EPA. Rasio n-3: n-6 HUFA sekitar 3:1 dilaporkan menghasilkan
tingkat kematangan reproduksi udang yang optimum. Kebutuhan 2% fosfolipid dalam
pakan disarankan baik untuk proses pematangan induk udang dan diyakini bahwa
komposisi 50% dari total lemak telur adalah fosfolipid. Sumber lemak dalam
bentuk trigliserida selama proses pematangan gonad juga meningkat dalam telur,
dan diyakini nutrisi ini berperan sebagai sumber energi utama dalam reproduksi
dan penentu kualitas telur dan naupli. Lemak mengandung kalori hampir dua kali
lebih banyak dibandingkan dengan protein maupun karbohidrat, karena perannya
sebagai sumber energi sangat besar meskipun kadarnya dalam makanannya relatif
kecil. Fungsi lemak dalam tubuh udang antara lain :
-Sumber energi
-Membantu penyerapan
kalsium dan vitamin A dari makanan
Asam lemak penting
bagi udang adalah asam linolenat, asam lemak ini banyak terdapat pada bagian
kepala udang, didalam tubuh udang kelebihan lemak disimpan dalam bentuk
trigliserida. Disamping asam lemak essensial udang juga membutuhkan klesterol
dalam makanannya, sebab udang tak mampu mensintesa nutrien itu dalam tubuh
udang. Kolesterol berperan dalam proses moulting. Penambahan kolesterol di
dalam tubuh udang melalui makanan akan sangat berpengaruh pada kadar
kolesterol, kebutuhan kolesterol diperkirakan sebanyak 0,5%.
c. Karbohidrat
Berbeda dengan hewan
lainnya karbohidrat dalam tubuh udang tidak digunakan sebagai sumber energi
utama. Kebutuhan udang akan karbohidrat relatif sedikit. Pendayagunaan akan
karbohidrat di dalam tubuh udang tergantung dari jenis karbohidrat. Secara umum
peranan karbohidrat di dalam tubuh udang adalah : Di dalam siklus krebs,
Penyimpanan glikogen, Pembentukan zat kitin, Pembentukan steroid dan asam
lemak, Kadar karbohidrat di dalam tubuh udang akan mempengaruhi kandungan lemak
dan protein tetapi tidak mempengaruhi kandungan kolesterol di dalam tubuh.
Kandungan karbohibrat untuk makanan larva udang diperkirakan lebih rendah 20%.
d. Vitamin dan Mineral
Kebutuhan udang akan
vitamin relatif lebih sedikit, tetapi kekurangan salah satu vitamin dapat
menghambat pertumbuhan. Tiap-tiap jenis vitamin mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, secara umum kegunaan vitamin bagi udang adalah untuk :
Pigmentasi, peranan
dari vitamin A (karoten)
Laju pertumbuhan
pertumbuhan peranan dari vitamin C
Kelebihan vitamin akan
bersifat racun atau antagonis terhadap fungsi fisiologis udang.
Sumber mineral utama
bagi udang adalah air laut. Mineral dalam tubuh udang berperan dalam
pembentukan jaringan, proses metabolisme, pigmentasi dan untuk mempertahankan
keseimbangan osmisis cairan tubuh dengan lingkungannya. Kebutuhan udang akan
unsur Ca dan P yang optimum bagi udang diperkirakan 1,2 : 1,0. Kelebihan
mineral dalam tubuh akan dapat menurunkan laju pertumbuhan dan mengganggu
pigmentasi udang.
Kebutuhan mineral dan
vitamin secara rinci untuk induk udang tidak diketahui, hanya sedikit studi pada
vitamin A, C, dan E. Defisiensi vitamin E berkaitan dengan sperma yang abnormal
pada udang putih Litopenaeus setiferus, dan perbaikan laju penetasan telur
telah diamati sejalan dengan peningkatan vitamin E dalam pakan yang dikaitkan
dengan kandungan yang lebih tinggi dalam telur. Hubungan positif juga diamati
antara kandungan alfa-tokoferol dalam pakan dengan kualitas pemijahan induk dan
penetasan naupli L. vannamei. Vitamin E juga berperan sebagai antioksidan alami
dalam kuning telur.
Vitamin ditemukan terakumulasi
dalam ovarium udang selama maturasi, yang menyarankan adanya peran vitamin
dalam pakan. Kandungan vitamin C telur udang Fenneropenaeus indicus,
dipengaruhi oleh kandungan vitamin C dalam pakan. Tingginya laju penetasan
dikarenakan tingginya kandungan asam ascorbat dalam telur. Vitamin D juga
diduga berperan penting dalam pakan induk dikarenakan peranannya dalam
metabolisme kalsium dan fospor untuk krustase. (Tacon, A. 1987).
Mengenai kebutuhan
mineral secara spesifik masih jarang dilakukan, kebanyakan diformulasikan dalam
pakan dalam bentuk mineral campuran (kalsium, fospor, magnesium, natrium, besi,
mangan, dan selinium). Difisiensi atau ketidakseimbangan mineral dapat
berpengaruh negatif pada reproduksi krustase dan berperan dalam resorpsi oosit,
penurunan daya reproduksi dan kualitas telur. Tubuh induk udang vaname
ditemukan memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang lebih rendah juga
kandungan magnesium yang lebih rendah dalam hepatopankreas, hal ini mungkin
dikarenakan kombinasi defisiensi mineral-mineral tersebut dalam pakan dan
hilang saat proses molting dan transfer energi pematangan gonad. Koper juga
ditemukan berkurang di hepatopankreas yang diduga ditransfer ke ovarium,
meskipun kandungan di dalam tubuh induk udang meningkat. Disimpulkan bahwa
masih sangat diperlukan kajian dan berbagai riset dilakukan pada nutrisi
mineral dalam pakan buatan untuk induk udang penaeid.
Selama proses maturasi
induk dibutuhkan energi pakan yang dapat menopang perkembangan sel telur induk
udang betina dan sel sperma induk jantan menjadi matang. Sehingga pada tahap
perkembangan telur, pakan menjadi penyumbang nutrisi yang terpenting dan
esensial. Apalagi jikaablasi mata dilakukan dalam rangka untuk mempercepat
maturasi induk. Selain protein, karkohidrat, vitamin dan mineral dalam pakan
udang juga membutuhkan:
Karotenoid
Karotenoid, khususnya
astaksantin merupakan antioksidan yang paling kuat dan berperan penting dalam
perlindungan cadangan nutrisi induk udang dan perkembangan embrio dari
kerusakan karena oksidasi. Karotenoid juga berperan sebagai agen pigmen dalam
embrio dan larva bagi perkembangan kromatofor dan mata, dan sebagai prekursor
vitamin A.
Keberadaan karotenoid
dalam pakan sebagai sumber pigmen adalah esensial diperlukan karena
ketidakmampuan udang mensintesis karotenoid. Selama proses pematangan gonad,
karotenoid terakumulasi dalam hepatopankreas. Selama vitelogenesis, karotenoid
diangkut ke dalam hemolimpha sebagai karotenoglikolipoprotein yang terakumulasi
dalam telur sebagai bagian dari protein lipovitelin.
Hormon
Keuntungan pemberian
pakan hidup pada induk udang adalah dikarenakan ketersediaan hormon atau
prekusor-prekusor yang dikandungnya. Keberhasilan pemberian biomas artemia
untuk pakan induk udang dikarenakan keberadaan hormon spesifik atau rantai
analog peptida dari artemia yang cocok dan dibutuhkan oleh udang. Keunggulan
cacing polikaeta digunakan sebagai pakan untuk maturasi induk udang dikarenakan
kandungan hormon metil farnesoat yang dapat meningkatkan kinerja reproduksi.
Tag :
Budidaya Udang